![]() |
Peta Kerajaan Mamluk Mesir |
Profil Kerajaan Mamluk
- Ibu kota: Kairo
- Bahasa: bahasa Arab, Kipchak
- Agama: Islam
- Bentuk pemerintahan: Oligarki
- Sultan:
- 1250-1257: Izz al-Din Aybak
- 1516-1517: Tuman bay II
- Sejarah:
- Kematian Turanshah: 1250
- Pertempuran Ridaniya: 1517
- Pendahulu: Dinasti Ayyubiyyah
- Pengganti: Ottoman Empire
- Golongan pertama dinamakan Mamluk Bahri/Bahriyah (648 – 792 H / 1250 – 1389 M), yakni yang berasal dari kawasan Kipchak (Rusia Selatan), Mongol, dan Kurdi.
- Golongan kedua dinamakan Mamluk Burji / Barjiyah (792 – 923 H / 1389 – 1517 M), yaitu mamluk yang berasal dari etnik Syracuse di wilayah Kaukasus. Golongan kedua inilah yang berhasil bertahan untuk berkuasa pada Dinasti Mamluk.
![]() |
Gambar ilustrasi tentara Mamluk |
Salah satu hal yang unik dari sejarah pemerintahan Dinasti Mamluk di Mesir adalah adanya ambisi untuk menjadi sultan dari serang mamluk wanita bernama Syajar Ad-Durr. Dia adalah isteri Sultan Bani Ayub, Al-Saleh Najmuddin Ayyub.
Syajar Ad-Durr mengambil alih kekuasaan setelah suaminya meninggal dunia dalam suatu pertempuran melawan pasukan Louis IX di Dimyati, Mesir. Putra Mahkota, Turansyah, ketika itu sedang berada di Syam.
Untuk menjaga agar semangat pasukan Islam tetap teguh, sang isteri menyembunyikan berita kematian suaminya. Setelah Turansyah tiba di Mesir untuk berkuasa, ia dibunuh oleh pengikut Syajar Ad-Durr. Atas dukungan para pemuka mamluk, Syajar dapat berkuasa penuh sebagai sultan selama 80 hari.
Kekuasaannya berakhir dengan adanya teguran dari Khalifah Abbasiyah di Baghdad bahwa yang memerintah di Mesir seharusnya adalah seorang pria dan bukan wanita.
Syajar tidak sanggup menolak perintah khalifah tersebut, dan akhirnya ia memutuskan untuk menikah dengan sultan pengganti dirinya agar tetap dapat memerintah dari balik layar. Suami Syajar yang baru adalah Sultan Izzudin Aybak, salah seorang mamluk almarhum suaminya yang resmi menjadi sultan pertama Dinasti Mamluk Bahri.
Sultan-sultan mamluk yang terkenal adalah Quruz, Baybars, Qalawun, dan Nasir Muhammad bin Qalawun adalah Sultan Qutuz (Qathasz) (675 H / 1258 M) dengan bantuan panglima perangnya.
Baybars berhasil mematahkan serbuan bangsa Mongol ke Palestina dalam peperangan Ain Jalut pada tanggal 3 September 1260. Kemenangan ini merupakan balasan terhadap bangsa Mongol yang sebelumnya menghancurkan Baghdad sebagai pusat khilafah Islam pada tahun 1258 H.
Perang tersebut merupakan peristiwa besar dalam Sejarah Islam dan merupakan kemenangan pertama yang berhasil dicapai oleh kaum muslimin terhadap orang-orang Mongolia. Mereka berhasil menghancurkan mitos yang mengatakan bahwa tentara Mongol tak terkalahkan.
Setelah kemenangan ini, nilai tambah terhadap Dinasti Mamluk adalah bersatunya kembali Mesir dan Syam di bawah naungan Sultan Mamluk setelah mengalami perpecahan pada masa sultan-sultan keturunan Salahuddin Al-Ayyubi.
Baca juga: Kerajaan Mamluk di bawah pemerintahan Bani Bibarisiah