Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

24 Maret 1918 Pasukan Jerman menyeberangi Sungai Somme

Pada tanggal 24 Maret 1918, pasukan Jerman menyeberangi Sungai Somme, mencapai tujuan  utama mereka untuk serangan musim semi tiga hari lebih awal dari sebelumnya di Barat.

Operasi Michael, dikomandoi oleh kepala staf umum  Jerman , Erich von Ludendorff, ditujukan untuk mendobrak garis sekutu barat, menyerang pasukan Inggris dan Perancis. Serangan dimulai pada pagi hari 21 Maret 1918, dengan pemboman agresif.

Serangan beruntun ditujukan kepada British 5th Army, dibawah komando Jenderal Sir Hubert Gough, ditempatkan di sepanjang Sungai Somme di barat laut Perancis. Bagian ini adalah area pertahanan yang paling buruk yang dijaga oleh inggris, karena faktanya daerah ini penjagaannya diambil alih oleh Perancis beberapa minggu sebelum Jerman Menyerang.

Tentara Jerman menyeberangi sungai somme menyerang pasuka inggris dan perancis
Tentara Jerman menyeberangi sungai somme

Jerman menyebar kepanikan yang mengakibatkan misskomunikasi antara Gough dan bawahannya dilapangan, dan Jerman keuntungan meningkat selama hari-hari berikutnya pertempuran. Pada 23 Maret, Crown Prince Rupprecht menyatakan serangan Jerman sangat cepat dan tidak dapat dipetakan.


Keesokan harinya, pasukan Jerman menyerbu Somme yang sebelumnya dikuasai Perancis. Meski berkonsentrasi pada titik-titik lemah dari garis musuh, Ludendorff terus mengirim pasukannya untuk merangsek ke desa desa yang krusial sepertri Amiens (persimpangan Rel Kereta) dan Arras — yang dijaga ketat oleh tentara Inggris dan perancis untuk memudahkan transportasi menuju Paris. 

Saat itu, tentara Jerman kelelahan, dan jalur transportasi dan pasokan mulai menyempit dan menipis dalam cuaca yang dingin dan buruk. Sementara itu, pasukan sekutu berhasil pulih dari kerugian awal dan mulai mendapatkan kekuatan, menghentikan Jerman di Moreuil Wood pada 30 Maret.

Pada 5 April Ludendorff Menghentikan Operasi Michael. Operasi Tersebut telah menghasilkan wilayah seluas hampir 4 mil, keuntungan terbesar untuk kedua sisi sejak 1914. Dia akan meluncurkan empat gebrakan offensif selama musim semi dan musim panas, mengerahkan semua sumber daya tentara Jerman yg tersisa untuk memenangkan perang.