Tentang Suku Kubu atau Suku Anak Dalam

- Penulis Berita

Senin, 11 April 2016 - 09:01

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tentang Suku Kubu atau Suku Anak Dalam – Suku Kubu yang sekarang lebih populer disebut Suku Anak Dalam atau juga ada yang menyebutnya Orang Rimba adalah merupakan suku bangsa minoritas di bumi Indonesia.
Suku Anak Dalam hidup di Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatra Selatan. Namun mayoritas hidup di Jambi yang diperkirakan lebih dari 200.000 jiwa. Pada awalnya, untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup mereka, Suku Anak Dalam sangat bergantung pada hasil hutan atau hewan buruan.
Namun, kini ada juga sebagian dari Suku Anak Dalam yang hidup dengan dengan bermata pencaharian sebagai petani atau berladang. Berburu binatang seperti babi, kera, beruang, monyet, ular, labi-labi, rusa, kijang, dan berbagai jenis unggas, merupakan salah satu bentuk mata pencaharian mereka. Selain itu, meramu hasil hutan juga menjadi mata pencaharian mereka seperti mengambil buah-buahan, dedaunan, dan akar-akaran sebagai bahan makanan.

Suku Anak Dalam hidup secara berkelompok dengan dipimpin oleh seorang tumenggung yang menaungi 9-10 keluarga dan tempat tinggalnya bersifat semisedenter, bangunan tempat tinggalnya berupa pondok yang terbuat dari kayu dengan atap jerami atau sejenisnya. Biasanya tempat tinggal Suku Anak Dalam dekat dengan aliran sungai sebagai sumber kehidupan.
Salah satu tradisi khas Suku Anak Dalam adalah melangun, yaitu melangkahkan kaki sejauh mungkin dari kampung halaman akibat ditinggal mati oleh sanak saudara. Hal itu dilakukan untuk menghilangkan kesedihan. Melangun dilakukan oleh seluruh anggota keluarga yang ditimpa musibah, melangun dapat dilakukan selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, mereka akan kembali ke kampung halaman setelah kesedihannya sirna.
Namun, cara hidup Suku Anak Dalam kini terancam oleh perluasan perkebunan kelapa sawit yang merambah hunian dan tanah ulayat mereka. Akibatnya, wilayah perburuan mereka semakin jauh dan hewan buruan semakin langka.
Hidup mereka terkatung-katung dengan tinggal di tenda-tenda akibat tanah mereka dijadikan perkebunan sawit. Suku Anak Dalam juga tidak dapat lagi dapat melakukan tradisi melangun, karena jika kampung halaman mereka lama ditinggalkan, mereka khawatir akan dikonversi menjadi lahan perkebunan sawit.

Baca juga:

Berita Terkait

Suku Papua dan Papua Barat: 7 Suku Terbesar
Mengenal Suku Sasak yang Kaya Budaya
Siapakah Bangsa asia Tropik?
Suku apa saja yang ada di Indonesia
Alat musik tradisional Nusantara, warisan budaya Indonesia
Contoh lagu daerah di Indonesia
Contoh tarian adat suku di Indonesia
Suku bangsa yang menempati pulau besar di Indonesia

Berita Terkait

Minggu, 2 April 2023 - 18:22

Mengapa Penelitian Sejarah Harus Mengikuti Metode Ilmiah?

Minggu, 2 April 2023 - 17:57

Bagaimana Penulisan Sejarah Indonesia pada Masa Awal Kemerdekaan?

Minggu, 2 April 2023 - 17:35

Bagaimana sejarah dapat mengungkap kehidupan manusia di masa lampau?

Minggu, 2 April 2023 - 17:23

Mengapa Penulisan Sejarah di Indonesia pada Umumnya Bersifat Naratif?

Minggu, 2 April 2023 - 17:02

Mengapa teks bertopik sejarah kabupaten bandung disebut teks eksplanasi?

Minggu, 16 Oktober 2016 - 03:26

Soal sejarah nenek moyang bangsa Indonesia

Sabtu, 15 Oktober 2016 - 14:36

Soal mengenai memahami sejarah dan penelitian sejarah

Rabu, 25 Mei 2016 - 06:00

Kapan stasiun kereta api pertama di Amerika Serikat didirikan?

Berita Terbaru

Sejarah Dunia

Mengenal Lebih Dekat 10 Kuil Yunani Kuno yang terkenal di dunia

Selasa, 11 Apr 2023 - 04:54

Sejarah Dunia

Derinkuyu Kota Bawah Tanah Terbesar di Dunia

Selasa, 11 Apr 2023 - 04:16

Sejarah Dunia

Sejarah Singkat Seni Mesir yang Mengagumkan

Jumat, 7 Apr 2023 - 23:54