Dinasti Al-Ayuhi jatuh pada tahun 1250 M, dan kekuasaan di Mesir berpindah ke tangan kaum Mamluk. Kaum Mamluk berasal dari budak-budak yang kemudian mendapat kedudukan tinggi dalam pemerintahan Mesir. Sultan Mamluk yang pertama adalah Aybak (1250 – 1257 M), dan salah satu yang termasyhur di antara mereka adalah Sultan Baybars (1260 – 1277 M) yang dapat mengalahkan Hulagu di ‘Ain Jalut.
Kaum Mamluk berkuasa di Mesir sampai tahun 1517 M. Merekalah yang membebaskan Mesir dan Suria dari peperangan Salib dan juga membendung serangan dari kaum Mongol di bawah pimpinan Hulagu dan Timur Lenk. Sehingga Mesir terlepas dari penghancuran seperti yang terjadi di dunia Islam lain.
Sementara itu, di India juga terjadi persaingan dan peperangan untuk merebut kekuasaan, sehingga penguasa pun silih berganti. Dinasti timbul untuk kemudian dijatuhkan dan diganti dengan yang lain. Kekuasaan Dinasti Ghaznawi yang dipatahkan oleh pengikut-p[engikut Ghaur Khan yang berasal dari salah satu suku bangsa Turki.
Mereka masuk ke India pada tahun 1175 M, dan bertahan sampai tahun 1206 M. India kemudian jatuh ke tangan Qutbuddin Aybak, yang selanjutnya menjadi pendiri Dinasti Mamluk India (1206 – 1290 M), kemudian jatuh ke tangan Dinasti Khalji (1296 – 1316 M). Berikutnya Dinasti Tughluq (1320 – 1413 M, dan dinasti-dinasti lain, sehingga Babur datang pada permulaan abad ke-16 dan membentuk Kerajaan Mughal di India.
Sementara itu, di Spanyol timbul peperangan antara dinasti-dinasti Islam yang ada di sana dengan raja-raja Kristen. Dalam peperangan tersebut raja-raja Kristen menggunakan politik adu domba antar dinasti-dinasti Islam tersebut. Sedangkan raja-raja Kristen mengadakan persatuan, sehingga satu-persatu dinasti-dinasti Islam dapat dikalahkan.
Cordova jatuh tahun 1238 M, Seville tahun 1248 M, dan akhirnya Granada jatuh pada tahun 1491 M. Orang-orang Islam dihadapkan pada dua pilihan, masuk Kristen atau keluar dari Spanyol. Pada tahun 1609 M boleh dikatakan tidak ada lagi orang Islam di Spanyol. Umumnya mereka pindah ke kota-kota di pantai utara Afrika.
Pada masa kemunduran Islam pertama ini disentralisasi dan disintegrasi dalam dunia Islam meningkat. Pada zaman ini pula terjadi kehancuran khilafah secara formal. Ilam tidak lagi memiliki khalifah yang diakui oleh semua umat sebagai lambang persatuan dan ini berlaku hingga Kerajaan Utsmani mengangkat khalifah baru di Istambul pada abad ke-16. Bagian yang merupakan pusat dunia Islam jatuh ke tangan non-Islam untuk beberapa waktu, dan terlebih dari itu, Islam hilang dari Spanyol.
Perbedaan antara kaum Sunni dan kaum Syi’ah menjadi bertambah nyata. Demikian pula, antara Arab dan Persia. Dunia Islam terbagi ke dalam dua bagian, yaitu bagian Arab yang terdiri atas Semenanjung Arabia, Irak, Suria, Palestina, Mesir, Afrika Utara, dan Sudan dengan Mesir sebagai pusatnya dan bagian Persia yang terdiri atas daerah Balkan, Turki, Persia, Turkistan, dan India dengan Persia sebagai pusatnya.
Namun demikian, kekuasaan pada umumnya terletak di tangan dinasti-dinasti yang berasal dari dari suku bangsa Turki. Kebudayaan Persia meningkat di dunia Islam bagian Persia serta mengambil bentuk internasional dan mulai mendesak lapangan kebudayaan Arab.
Disamping itu, pengaruh tarikat-tarikat bertambah mendalam dan meluas di dunia Islam. Pendapat yang ditimbulkan pada zaman disintegrasi bahwa pintu ijtihad telah tertutup diterima secara umum pada zaman itu.
Antara Madzhab yang empat terdapat suasana damai dan di madrasah-madrasah diajarkan madzhab yang empat. Perhatian pada ilmu-ilmu pengetahuan sedikit sekali. Sebaliknya, Islam mendapat pemeluk-pemeluk baru di daerah-daerah yang selama ini belum pernah dimasuki Islam.
Di daerah Balkan, Islam dibawa oleh Utsman, seorang kepala suku bangsa Turki yang menetap di Asia Kecil. Utsman dan anak buahnya pada mulanya mengadakan serangan-serangan terhadap Kerajaan Bizantium di Asia Kecil.
Sebelum meninggal pada tahun 1326 M, Bursa telah dapat dikuasainya. Serangan diteruskan oleh anaknya Orkhan I (1326 – 1357 M) sampai ke bagian timur dari Benua Eropa. Benteng Tzimpe dan Gallipoli jatuh ke tangannya. Sultan Murad I (1359 – 1389 M) menakhlukkan Andrianopel pada tahun 1365 M. Kota ini kemudian dijadikan ibukota.
Tidak lama sesudah itu, Macedonia jatuh ke bawah kekuasaannya. Pada tahun 1385 M, Sofia, ibukota Rumelia berhasil diduduki. Dengan demikian kesultanan kecil yang dibentuk oleh Utsman berubah menjadi kerajaan besar yang kemudian dikenal dalam sejarah dengan nama Kerajaan Utsmani (Ottoman Empire).
Sultan Bayazid (1389 – 1402 M) memperluas daerah kekuasaan Kerajaan Utsmani di eropa dengan menakhlukkan sebagian dari Yunani dan daerah-daerah Eropa Timur sampai ke perbatasan Hongaria Salonika. Kemudian, oleh Sultan Murad II (1421 – 1451 M), wilayah kekuasaan kerajaan Utsmani sampai ke Albania. Kemajuan-kemajuan lain pun dibuat sultan-sultan yang datang sesudahnya.
Tinggalkan Balasan