Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kepercayaan masyarakat Arab sebelum masuknya Islam

Masyarakat Arab sebelum Muhammad SAW diutus menjadi Rosul ada yang atheis, ada yang menyembah berhala dan matahari, serta ada pula yang beragama Yahudi dan Nasrani.

Pada dasarnya para penyembah berhala mengakui bahwa Tuhan mereka adalah pencipta dari segala makhluk. Namun pada akhirnya mereka menyembah berhala menziarahinya dan berkorban untuknya.

Tindakan mereka itu didasarkan atas keyakinan bahwa berhala merupakan perantara antara mereka dengan Tuhannya.

Cara pendekatan kepada Tuhan itu dilakukan dengan menyembah berhala-berhala tersebut. Sebagian lainnya ada pula yang beralasan bahwa berhala itu merupakan kiblat penyembahan. Mereka meyakini bahwa setiap berhala itu memiliki roh halus yang mewakili Tuhan di dunia.

Berhala Kepercayaan masyarakat Arab sebelum masuknya Islam

Orang-orang yang menyembah matahari berkeyakinan bahwa matahari itu mempunyai nafsu dan akal. Ia adalah benda ruang angkasa yang disembah dan diagungkan. Tetapi, kemudian membuat berhala yang melambangkan keagungan matahari itu, mereka segera sujud kepada berhala apabila matahari mulai terbit meninggi atau terbenam.

Disamping itu, ada pula yang menyembah jin dan malaikat, sebagian lagi ada yang menganut agama Majuzi dan Zoroaster, bahkan ada yang atheis, tidak mengakui adanya Tuhan Pencipta dan hari kebangkitan.

Namun, setelah Islam datang, semuanya berubah, yang atheis dan yang menyembah berhala dan matahari berubah menjadi menyembah kepada Allah SWT.

Memang Nabi Muhammad SAW diutus untuk meluruskan kepercayaan masyarakat Arab pada khususnya dan dunia pada umumnya, dan tugas Rasulullah semata-mata hanyalah menyampaikan risalah Ilahi. Yaitu seruan untuk menyembah Allah semata dan meninggalkan segala bentuk kemusyrikan seperti menyembah berhala, matahari dan planet-planet angkasa lainnya.

Hal ini ditegaskan Allah dalam firmannya pada surat Al Ikhlas 1-2 :
1. "Dialah Allah Yang Maha Esa".
2. "Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu".

Baca juga: Saat masyarakat Arab masih feodal materialistis