Awal pembentukan Heiho dimaksudkan untuk membantu pekerjaan kasar militer seperti membangun kubu dan parit pertahanan, serta penjagaan.
Dalam perkembangannya, Heiho dipersenjatai dan dilatih untuk diterjunkan di medan perang. Menjelang akhir pendudukan Jepang di Indonesia, jumlah pasukan Heiho diperkirakan mencapai 42.000 orang dan setengahnya berada di Pulau Jawa.
Heiho dibubarkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) setelah Jepang menyerah kepada Sekutu.
Selain membentuk Heiho, untuk menambah kekuatan di Indonesia, Jepang membentuk Peta (Pembela Tanah Air) sebagai organisasi militer. Peta resmi berdiri pada tanggal 3 Oktober 1943, berdasarakan peraturan pemerintah Jepang yang disebut Osamu Seirei, Nomor 44. Berdirinya Peta mendapat sambutan hangat di kalangan pemuda.
Di dalam Peta mengenal pangkat yang berbeda-beda. Misalnya ada daidanco (komandan batalion), cudanco (komandan kompi), shodanco (komandan peleton), bundanco (komandan regu), dan giyuhei (prajurit sukarela).
Berbeda dengan Heiho, Peta merupakan organisasi tentara sukarela ini tidak secara resmi ditempatkan di bagian organisasi bala tentara Jepang. Peta dalam hal ini dimaksudkan sebagai pasukan gerilya pembantu guna melawan bila sewaktu-waktu serbuan musuh datang.
Baca juga: Tentang Seinendan, Keibodan dan Barisan Pelopor
Jadi, Peta bertugas membela dan mempertahankan tanah air Indonesia dari serangan musuh (sekutu). Tokoh yang terkenal dalam Peta adalah Supriyadi dan Sudirman.
Baca juga:
Tinggalkan Balasan