Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Keadaan ekonomi setelah dekrit presiden

Setelah keadaan politik gonjang - ganjing, keadaan ekonomi pun tidak berjalan dengan baik. Ini juga merupakan akibat dari dekrit presiden sendiri. Pada bulan Agustus 1959 dibentuk Dewan Perancang Nasional (Depernas) di bawah pimpinan Mr. Muh Yamin. Tahun 1963 Depernas ini diganti dengan Badan Perancang Pembangunan Nasional (Bappenas), yang dipimpin langsung oleh presiden Soekarno.

Tugas Bappenas ini menyusun rencana jangka panjang dan rencana tahunan baik nasional maupun daerah, menilai dan mengawasi pembangunan. Pada waktu itu sudah direncanakan program pembangunan yang disebut Pembangunan Nasional Semesta Berencana. Jangka waktunya 8 tahun. Tahap pertama adalah tahun 1961 1969.

Tetapi dalam pelaksanaannya, program pembangunan tidak dapat berjalan dengan baik. Pada waktu itu keadaan sedang inflasi. Untuk mengatasi hal ini pemerintah menurunkan harga uang kertas pecahan Rp 500,00 dan 1.000,00 menjadi Rp 50,00 dan Rp 100,00.

Conefo

Tetapi anehnya, dalam keadaan yang serba sulit ini pemerintah tetap memaksakan diri melanjutkan proyek-proyek mercusuarnya, seperti Conefo (Conference of the New Emerging Forces).

Dengan proyek-proyek ini berarti pemerintah harus mengeluarkan dana setiap tahunnya begitu besar. Akibatnya, inflasi berkembang. Harga-harga melambung tinggi, sehingga rakyat kecil semakin menderita. Hutang luar negeri semakin menumpuk.
Supriyadi Pro
Supriyadi Pro Nama asli saya Supriyadi dan populer Supriyadi Pro. Saya seorang Expert wordpress developer freelancer, content writer, editor. Memiliki minat besar pada dunia teknologi, sains, seni budaya, social media, dan blogging. Saya kelahiran suku Jawa, di Wonogiri, Jawa Tengah yang ahli bahasa Jawa dan seni gamelan. Silahkan hubungi saya lewat laman yang telah disediakan atau kunjungi website profil saya di https://supriyadipro.com

Post a Comment for "Keadaan ekonomi setelah dekrit presiden"